”
hidup bagi mereka yang pergi hanyalah sebuah cara bagaimana kita
melihat kebenaran dan kesalahan. mereka yang pergi mengatakan kepada
kita apa itu arti keduanya dan kita yang hidup menjadikan sebagai
pedoman ” agnes davonar
Tentang Angel.
Ia sendirian di kamarnya, terbangun dari mimpi buruk di malam hari.
Ia baru saja tidur sesaat dan merasakan mimpi tentang seseorang yang
pernah ada dalam hidupnya; Chandra. Nafasnya terhenga-henga dan
keringat dingin berjatuhan di kening dan lehernya. Ia mencoba mengatur
nafasnya hingga menjadi lebih ringan, bangkit untuk mengambil segelas
air putih yang telah ia siapkan di meja hias disamping kamar
apartementnya yang berukuran studio.
Saat ia meminumnya, kaca hias yang berukuran ovale itu dipenuhi oleh
beberapa foto-foto Angel dengan teman-temannya disaat bersama dengan
beberapa gaya. Tapi yang paling membuat matanya selalu tak berhenti
menatap adalah fotonya bersama Chandra di setiap kenangan yang ia
abadikan. Foto disaat mereka berseragam sekolah akhir bersama dengan
bahagianya merayakan kelulusan dan foto disaat mereka bersama menikmati
kemesraan.
“ gue gak sampai hati untuk menghapus semua ini Chandra.. andai loe tau. Betapa gua masih..” ucap Angel terdiam.
Setelah merasa tenang, angel kembali membaringkan dirinya di ranjang.
Dan tidur kembali dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya.
Beberapa jam kemudian terdengar suara jam walker klasik berbentuk
doraemon yang berteriak untuk membangunkannya. Terlihat pukul 6.30.
Angel bangun dan bergegas untuk mandi lalu mempersiapkan dirinya untuk
bekerja. Dengan cepat kini ia telah menjadi lebih dewasa dari
sebelumnya. Wajahnya yang sejak sma sampai saat ini tidak pernah
berubah. Ia tidak pernah suka berdandan dan rambutnya masih sama
sepanjang lenganya. Ia bekerja di supermarket besar tak jauh dari tempat
tinggalnya. Sebagai admi bagian logistic.
Seseorang junior staff perempuan menyapanya dan bertanya.
“ mbak kurang tidur ya matanya kok bengkak dan keliatan garis hitam dibawanya..”
“ iya neh. Mungkin akhir-akhir ini lagi banyak pikiran..”
“ jaga kesehatan ya mbak..”
“ makasih atas perhatiannya..”
Angel pun menatap cermin bias yang ada diruangan kantornya. Benar
kata staff junior itu. sudah terlalu lama ia bersedih dan tidak cukup
tidur. Sudah seharusnya ia bangkit, tapi ia tidak pernah tau darimanah
dan bagaimana harus memulai semuanya.
Segalanya masa lalu terus hidup dan membuatnya sulit melepas.
***
Tentang Chandra.
Chandra tiba dirumahnya. Rumah besar dengan segala yang dimiliki
rata-rata orang-orang kaya yang memiliki pendapatan cukup. Saat itu
rumah itu kosong, tak ada siapapun. Ibu, adik dan ayahnya sedang pergi
entah kemana. Ia masuk ke dalam dan memperhatikan setiap jengkal apa
yang ia bisa kenang tetang istana tempat ia dilahirkan. Ruang tamu
dengan foto keluarganya yang memancarkan kebahagiaan. sepeda yang selalu
ia gunakan di garansi rumah berserta mobilnya. Semua masih ada dan
terawat dengan rapi.
Hal yang paling membuatnya terharu adalah saat ia masuk ke kamarnya
di lantai dua rumah itu. ia masih menemukan segala miliknya di kamar.
Ranjang empuk miliknya, mainan super hero koleksinya di lemari kaca.
Semuanya masih tampak sama dan yang paling menonjol diantara semua itu.
ia melihat sendiri foto hitam putih bergaris hitam diatas bingkai yang
terletak di meja belajarnya. Chandra mendekat dan membaca tulisan yang
ada di samping bingkai itu.
“ untuk yang selalu kami sayangi, beristirahatlah dengan tenang.. . ayah, ibu dan Rudy”
Seketika air mata Chandra terjatuh. Ia tak pernah menyangka kini
keluarganya telah menganggapnya telah tiada. Padahal ia belum
benar-benar mati, tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Ia tidak ingin
melawan takdir yang saat ini terjadi. Ia mulai berpikir apa yang akan
terjadi bila ia meminta suster yang bisa melihatnya dan mengatakan kalau
keluarganya bisa menemukan tubuhnya di rumah sakit itu. tapi ia kembali
teringat oleh kata suster itu.
“ saya tidak mungkin melawan takdir apa yang terjadi sekarang, kalau
saya bilang saya tau kamu, maka saya akan mengubah jalan takdir. Itu
dosa untuk saya.. jadi biar waktu yang menjawabnya..”
Chandra hanya bisa tertenun. Ia merebahkan tubuhnya di kasur empuk
miliknya. Walau hanya bayangan ia masih bisa merasakan kehangatan
ranjang yang telah menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Saat ia berbarik
tiba-tiba ia melihat sesuatu tak jauh dari lemarinya. Sebuah foto yang
masih tertempel. Foto sekolah ia bersama teman-temannya. Foto
kenang-kenangan disaat ia merayakan kelulusan. Foto yang sama ada di
rumah Angel.
Saat itulah Chandra tersadar akan Angel. ia sadar, angel adalah salah
satu orang yang paling tersakiti oleh prilaku dan tindakan playboynya.
Ia ingin sekali meminta maaf sebelum ia bisa melakukan itu. ia ingin
sekali melihatnya untuk terakhir kali sebelum rohnya menghilang dalam
dunia ini. tiba-tiba pintu terbuka dan ibu Chandra muncul sambilk
membawa seikat bunga mawar putih. Ia meletakkan diatas bingkai foto
Chandra. Chandra memperhatikan wajah ibunya yang kusam karena menangisin
kepergiaannya. Tanpa ia sadari keluarganya telah kembali dari luar.
Dan untuk terakhir kalinya, ia melihat sang ibu menangis menatap bingkai wajahnya. Tak tahan ia pun mendekat kepada ibunya.
“ maafkan Chandra bu, selama ini selalu membuat itu bersedih.. Chandra minta maaf..” kata Chandra berlinang air mata.
Tentu saja ibunya tak bisa merasakan dan mendengar apa yang ia
katakan. Chandra pun pergi tak kuasa melihat air mat sang ibu, melihat
ayah dan adiknya yang sedang menyiapkan makan siang. Keduanya terlibat
pembicaraan.
“ ibu kamu dimana, Rud?”
“ sedang diatas menaruh bunga di kamar kakak..”
“ kasihan ibumu. Ia tidak siap dengan semua ini..”
“ kita gak bisa apa-apa Papa. Ini sudah rencana Tuhan..”
Chandra pun melihat keduanya untuk terakhir kali. Ia pergi keluar
rumah dan saat ditaman ia melihat anjing kesayangannya Pedro. Anjing
jenis golden. Seperti yang selalu dikatakan dalam dongeng, kalau anjing
bisa melihat sosok halus. Kini Chandra menyakini kebenaran itu, Pedro
bisa merasakannya. Pedro terus memainkan ekornya kegirangan.
“ titip ayah, ibu dan adik disini ya..pedro..”
Chandra pun meninggalkan rumahnya, pedro menatap majikannya dengan
gundah. Dan akhirnya perpisahan terjadi diantara semuanya. Chandra
melangkah dijalan, ia ingin pergi menuju satu tempat yang selalu ia
lakukan disaat ia masih bersama Angel. Menuju apartement milik Angel
yang tempatnya di tengah kota. Sama halnya seperti manusia. Chandra
tidak akan bisa begitu cepat sampai kemana saja yang ia sukai, ia harus
berjalan sampai kakinya benar-benar sampai ke tempat yang ia inginkan.
Walau tubuhnya tidak memiliki berat massa tapi ia tidak bisa melawan
gravitasi bumi. Ia hanya tidak memiliki rasa lelah dan ringan.
***
Di apartement Angel.
Chandra masuk ke ruangan kamar Angel yang gelap tanpa cahaya. ia
memperhatikan kamar orang yang pernah dalam hidupnya. Tidak begitu rapi
dan sepertinya tidak terurus. Mungkin karena Angel terlalu sibuk
pikirnya. Ia menemukan cermin hias Angel, menemukan fotonya yang
tertempel disudut kaca. Tangannya mencoba meraih dan seperti sebuah
keajaiban. Foto yang tertempel di kaca itu terlepas dan terjatuh saat
Chandra menyentuhnya.
“ aku gak salah apa kebetulan..”
Chandra kemudian melakukan hal yang sama kepada foto-foto lain. Tapi
tidak bereaksi, ia pun berpikir bahwa itu hanya kebetulan atau karena
tertiup angin. Ia menghela nafas.
“ andai saja aku bisa hidup kembali, aku pasti akan benar-benar
menyesali meninggalkan orang yang baik dan mencintaiku dengan tulus
seperti kamu. Kini aku hanya bisa menyesal.. sungguh menyesal. Maafkan
aku Angel..”
Tiba-tiba lampu menyala. Chandra melihat Angel pulang. Ia membawa
beberapa kantung pelastik ditangannya. Tergesa-gesa memasukan beberapa
sayur, buah dan minuman ke lemari es. Chandra memperhatikan Angel. gadis
itu benar-benar tak lagi memperhatikan keadaanya. Sama seperti ketika
ia melihat ibunya, kusam dan tak terawat. Angel menghela nafas
kelelahan. Saat ia hendak menuju ruangan kamarnya, ia menemukan fotonya
terjatuh. Lalu mengambilnya.
“ siapa yang jatuhin..aneh”
Angel pun menempelkan kembali fotonya di cermin hias. Lalu pergi
untuk mandi karena merasa keringat tubuhnya terlalu menganggu. Chandra
tersenyum melihat Angel yang menempel fotonya walau tanpa tidak rapi dan
terlihat miring, ia pun secara reflek membenarkan dan seperti hal yang
terulang, foto itu terjatuh saat ia menyentuhnya. Chandra terkejut.
“ kenapa bisa begini ya..? “ ia jadi penasaran dan melakukan berulang
ulang. Foto itu berhasil ia angkat dari lantai tapi terjatuh lagi.
“astaga ini bukan angin.. aku bisa menyentuhnya..”
Chandra terus mencoba untuk mengambil foto itu dan berkali-kali
mencoba gagal dan berhasil. Foto itu hanya jatuh dan jatuh kembali.
Angel keluar dari kamar mandi dengan rambut tertutup handuk. Saat ia
hendak menyalakan mesin pengering rambut. Ia kembali menemukan fotonya
terjatuh. Saat itu Chandra menghindar darinya. Ia bertanya-tanya dalam
hati, mengapa foto ini bisa terjatuh lagi. Ia mengambil foto itu dan
menempelkannya kembali.
Tidak ada pikiran yang buruk di kepalanya ia mengeringkan rambutnya
dengan sisir. Chandra mencoba menyentuh foto itu dan terjatuh. Kali ini
Angel terdiam. Merasa ada yang aneh. Ia menatap cermin seperti melihat
sosok Chandra. Tapi menghilang kemudian.
“ ANEH.. foto ini jatuh lagi, tapi tadi seperti ada dia..”
Chandra menyadari Angel bisa memperhatikannya karena angel benar ia benar-benar tampak walau sesaat dan ada disana.
“ mungkin gue uda gila kali ya..”
Karena tidak ingin pusing, angel mencabut semua foto-fotonya bersama
Chandra dari kaca hias dan memasukan ke dalam kotak di lemar. Sambil
berkata di cermin
“ gua akan lupain semuanya, mulai saat ini.. selama nya..” kata Angel
Hendra pun terdiam. Ia sadar gadis itu sedang mencoba melupakannya.
Tak berdaya tertunduk menerima takdirnya. Mereka berdua tidak pernah
menyadari, bahwa apa yang angel rasakan baru saja adalah kebenaran
dimana Chandra benar-benar ia lihat dari cermin. Chandra pun tak
menyadari kemunculannya sesaat dan bagaimana tanganya bisa menyentuh
foto adalah mujizat yang terjadi. Seandainya ia mau belajar dan belajar
lagi untuk fokus. Mungkin ia akan menemukan kelebihan dari tubuhnya yang
hampa. Ia tidak bergegas dari rumah Angel. terus ada disana
memperhatikan apa yang selalu Angel lakukan sampai melihat gadis itu
makan dengan banyaknya, tidur menggorok dan hanya bisa tertawa kecil.
Hal yang bodohnya tidak pernah ia perhatikan saat bersama dan ia
menyesal.
***
Chandra pulang ke rumah sakit. Suster yang selalu menolaknya untuk
bicara mulai terbuka dan ramah. Suster mulai sadar, tidak ada gunanya
untuk bersikap dingin dan angkuh. Ia juga pernah merasakan hal yang sama
dan mengerti bagaimana sulitnya menjadi seorang diri di dunia yang
asing. ia memberikan saran kepada Chandra untuk selalu dekat dengan
tubuhnya agar ia tidak kehilangan factor yang sulit dijelaskan secara
akal sehat. Suster hanya mengatakan
“ kamu dan tubuhmu ibarat dua orang anak kembar yang terpisah, ketika
yang satu menghilang, ia akan bersedih dan jadi semakin dekat semakin
baik.”
Chandra kemudian mengatakan apa yang ia rasakan saat di apartement angel.
“ saya benar-benar seperti bisa mengangkat foto itu..”
“ itu tidak mungkin, karena roh yang ada pada dirimu adalah hampa dan
kosong tak berbobot. Untuk mengangkat kapas saja tidak akan bisa..”
“ tapi saya tidak bohong suster.. coba lihat ini..”
Chandra mencoba mengambil secangkir kopi milik suster di atas meja.
Ia melakukan dan suster memperhatikan. Sayang beberapa kali mencoba ia
gagal.
“ sudahlah tidak usah di coba, itu hanya kebetulan ada angin atau
factor lain. saya harus kembali bekerja, kita bicara lagi setelah saya
santai..”
“ aneh.. rasanya tadi benar-benar terjadi..” kata Chandra mengeluh.
Suster mengangkat tubuhnya dari kursi dan beranjak pergi sambil tertawa kecil memperhatikan Chandra. Sebelum pergi ia berkata.
“ bagaimana sudah bertemu dengan keluargamu?”
“ sudah.. mereka sudah menganggap saya mati..” kata Chandra.
“ bersabarlah.. “
Chandra masih melakukan hal yang sama, mengangkat secangkir air dan
tetap tak pernah berhasil. Ia menjadi jengkel dan berpikir mungkin saja
kebetulan yang dikatakan suster itu benar. Setelah bosan mencoba.
Chandra keluar dari ruangan suster dan berjalan mengelilingi rumah
sakit. Ia melewati satu kamar pasien vip yang terdapat nenek sedang
kesulitan bernafas, ia memperhatikan nenek yang berusaha bernafas tapi
tak bisa bergerak. Ia mencoba mengangkat tangannya untuk menekan tombol
panggilan darurat tapi ia terlalu lemah.
Chandra mencoba menolong nenek yang sedang kritis itu, ia
kebingungan, ia tidak bisa memanggil siapapun termasuk suster yang bisa
mengenalnya karena waktu terbatas. Suster di depan ruang jaga juga tidak
bisa mendengar panggilannya apa lagi melihatnya, akhirnya ia mencoba
menekan tombol panggilan darurat. Sekuat tenaga dan fokus. Dan.. tombol
itu benar-benar dapat ia tekan, terdengarlah suara panggilan darurat
pasien yang membuat suster-suster berlarian ke ruang pasien nenek itu.
Nenek itu tak sadarkan diri tapi seperti sempat melihat sosok Chandra
dan suster pun masuk. Memberikan pertolongan pertama kepada nenek itu,
Chandra terdiam, ia kini sadar, apa yang terjadi barusan bukan
kebetulan, ia benar-benar bisa menekan tombol itu. suster yang bisa
melihatnya masuk. Chandra berkata.
“ saya yang menekan tombolnya.. saya bisa.. bisa merasakan tombol itu..”
Suster terdiam, ia benar-benar tak menyangka apa yang Chandra katakan
benar-benar terjadi. Tapi ia tidak bisa banyak membahas talenta
Chandra, ia harus menolong pasien bersama dokter yang sudah bersiap-siap
melakukan pertolongan kepada Nenek yang malang itu. Chandra keluar dari
ruangan itu, kini ia benar-benar mampu melakukan apa yang mustahil ia
lakukan sebelumnya, ia bisa membuka lembaran Koran. Walau terbatas,
perlahan kekuatan tersembunyinya benar-benar terjadi.
***
Tentang Angel.
Terdiam di kamar. Hari ini adalah detik detik terakhir mendekat di
hari ulang tahunnya. Keluarganya telah pindah keluar kota, ia memutuskan
untuk tetap di kota yang sekarang ia tinggalin demi Chandra. Kini ia
benar-benar berpikir penyesalan memutuskan kepindahan itu. kue kecil dan
lilin kecil tertancap diatasnya. Api belum menyala disamping korek api
yang telah ia siapkan. Ia memperhatikan setiap detik waktu menunggu
hingga lewat hari ini. merenung dan merenung di kamarnya seorang diri.
Tanpa ia sadari. Chandra sudah ada diruangan itu, memperhatikan apa
yang angel lakukan, terdiam di meja dan menunggu waktu hingga ulang
tahunnya tiba.
“ mungkin Tuhan sudah punya cara untuk mengatur semua yang terjadi
dalam hidup gua. Besok harus jadi perubahan terbesar dalam hidup gua,
gak bisa selamanya begini..”
Chandra mendekat. Ia mengenang dimana setiap ulang tahun, ia selalu
memberikan angel bunga dan merayakan hal terakhir bersama dengan makan
di restorant, Walau tidak romantic ia mengenang hal itu sebagai
kenangan. Angel bersiap menyalakan lilin ketika melihat semenit yang
akan datang adalah hari ulang tahunnya. Satu persatu jumlah lilin yang
sesuai umurnya 20 tahun telah ia nyalankan. Chandra mendekat. Ia tepat
duduk berhadapan dengan Angel yang tentu saja tidak merasakan
kehadirannya.
Ketika Angel hendak meniup lilinnya, Chandra iseng mematikan setiap api itu dengan tangannya dan berhasil. Angel jadi bingung.
“ kok mati apinya..” kata Angel bingung.
Ia menyalakan lagi dan ketika semua lilin menyala, Chandra
mengulangnya. Ia tertawa lucu saat angel tak sadar apa yang ia lakukan.
Angel semakin kesal, ia mencoba memastikan ruangan dan melihat
jendela kamarnya terbuka. Ia pun menutupnya. Saat ia kembali, Chandra
sudah menyalakan semua lilin itu dengan kekuatannya. Yaitu mengangkat
korek api dan menyalakan satu persatu.
Angel hanya menatap dan berusaha mengingat betul bahwa api dililin
itu benar-benar telah mati. ia kembali dan mulai ketakutan. Menatap
sekeliling ruangan. Tak ada siapapun. Akhirnya ia menutup hari itu hanya
dengan meniup lilin kembali dan meminta satu hal dalam hari bahagianya.
“ semoga ada kebahagian di hari ini yang bertambah..”
Chandra mengucapkan doa disampingnya.
“ gua selalu berdoa agar kita bisa kembali lagi dan menyadari betapa pentingnya yang terjadi dalam hidup kita..”
***
Siang itu, Angel sedang merapikan beberapa bahan-bahan keperluan
supermarket di ruangan sayur-sayuran. Saat ia sedang merapikan
sayur-sayuran, agnes bersama ibunya sedang berbelanja. Angel menatap
kedua orang itu, Agnes menyakini seperti melihat angel. tapi angel yang
ingat betul siapa agnes hanya mencoba fokus pada perkerjaannya. Agnes
meminta waktu kepada ibunya untuk bertemu dengan Angel. ia mendekati
Angel.
“ sorry, kalau gak salah kita pernah bertemu ya?”
“ hm.. ia. Gua angel. loe pacar Chandra kan..”
“ iya dulu waktu sama Chandra..”
“ ada yang bisa dibantu..”
“ oh gapapa. Cuma memastikan aja.. salam kenal ya..”
“ salam kenal juga..” kata Angel terlihat sibuk dan mencoba tidak tertarik melakukan pembicaraan dengan Agnes.
Agnes merasa angel tidak suka akan kehadirannya. Sebelum pergi ia pun menyampaikan sesuatu.
“ ehm.. gua Cuma pengen kasih tau. Uda tau kan kalau Chandra uda pergi?”
“ pergi.. pergi kemana?” tanya Angel bingung
Agnes mulai yakin angel tak tau Chandra sudah tiada.
“ lagian bukan urusan gua lagi..” kata Angel meninggalkan Agnes dengan sekaranjang sayuran brokoli
“ Chandra uda meninggal..” kata Agnes
Angel terdiam. Kerajang brokolinya terjatuh karena terkejut. Ia mencoba memungutnya dan Agnes ikut membantu.
“ mobilnya jatuh ke jurang saat mau ke puncak.. kejadian uda 2/3 minggu lalu.. sorry, gua pikir loe uda tau..”
Angel hanya terdiam, wajahnya rusuh..
“ makasih ya informasinya.. gua kerja dulu..”
Angel pun meninggalkan Agnes. Agnes kembali kepada ibunya. Di ruangan
gudang. Angel menangis sejadi-jadinya ketika ia tau Chandra telah
tiada. Ia pun meminta izin untuk pulang cepat. Ia segera menuju rumah
Chandra. Memastikan apa yang terjadi itu benar. Ia disambut oleh ibu
Chandra. Segelas cangkir teh menemanin mereka di meja ruang tamu. Angel
mendengarkan semua cerita ibu Chandra yang berlinang air mata. ia
sendiri tak kuasa menahan air mata, kini semua telah terbuka,. Akhirnya
ia tau fakta bahwa Chandra tidak akan pernah ada dalam kehidupannya.
***
Tentang Chandra
Chandra memiliki hobby baru dalam dunianya, mencoba mengangkat apapun
dan melatih kekuatan mustahil yang sulit dipahami suster. Suster hanya
mengingatkan untuk tidak mengunakan cara itu karena akan membuat orang
lain ketakutan.
“ tenang aja, saya pakai yang baik-baik kok.. buktinya kemarin nolong nenek itu kan..”?
“ iya tapi jangan untuk iseng ya. Bisa bahaya.. ingatlah selalu kamu
tidak boleh mencampuri urusan kehidupan nyata. Karena bukan duniamu
lagi..”
“ iya. Iya..”
Suster membuka kertas dan menghitung waktu Chandra.
“ sisa waktunya hanya tinggal 20 hari lagi,. Apa yang hendak kamu lakukan sekarang..”
“ tidak tau..”
“ kamu sudah punya kekasih?”
“ kekasih, rasanya yang sekrang tidak benar-benar mencintai saya. Tapi yang sebelumnya ia..”
“ kalau begitu kenapa tak kamu kunjungi..?”
“ sudah.. sudah saya lakukan, tapi rasanya pedih sekali ketika melihat dia.. menyesal telah menyakiti dia..”
“ begitulah cinta, inilah mengapa saya tidak ingin ada cinta.. bikin ribet..”
Chandra pun bertanya sesuatu pada suster.
“ suster. Bisakah saya menampakan diri kepada orang lain,.”
“ tentu saja tidak bisa. Hanya orang-orang tertentu yang bisa
melihatmu.. jangan sekali sekali melakukan itu, lihatlah tubumu, semakin
hari semakin pudar.. sebaiknya jangan menambah hal-hal aneh daripada
tubuhmu lenyap..”
‘ memangnya ketika kita menampakan diri kita. Itu berbahaya..”
“ mungkin hidupmu berkurang satu hari.. apa kamu siap?”
“ andai saja bisa saya lakukan. Saya ikhlas..”
“ coba saja..”
“ bagaimana caranya..”
Suster terdiam.
“ itu yang saya pun tidak tau..”
Chandra dan suster pun hanya saling menatap tak mengerti apa yang
harus ia lakukan. Tiba-tiba suster menyarankan Chandra untuk melakukan
hal yang sulit di pahami tapi ia pernah melakukan itu kepada orang yang
sebelumnya ia temui selain Chandra. Orang itu berhasil menampakan diri,
tapi resikonya hidupnya jadi singkat. Chandra pun rela, tugasnya hanya
satu. Menuju sebuah tempat yang suci.. disanalah ia bisa menampakkan
diri.
Bersambung.
bagian 3 nya mana ya
ReplyDeleteHhahaha.. Iya nih,, baru ngecheck blog.. Bagian 3 nya udah d update tuh :)
ReplyDeleteGood ceritanya
ReplyDelete